Work-life balance baru-baru ini diangkat pada masa pandemi COVID-19 dan saat ini menjadi cita-cita bagi pekerja generasi milenial. Soalnya, kebutuhan semakin meningkat dan persaingan kerja semakin berat, alhasil banyak pekerja yang bekerja super keras untuk meningkatkan karirnya.
Akan tetapi, karena bekerja super keras bagai kuda, mereka jadi gampang sakit atau jadi kurang meluangkan waktunya dengan keluarga. Alhasil gaji yang mereka dapatkan habis hanya untuk berobat atau untuk menghilangkan stress. Singkatnya, terlalu fokus bekerja justru membuat mereka jadi burnout karena capek bekerja.
Nah, kali ini kita akan membahas pentingnya work-life balance dalam dunia kerja dan bagaimana caranya supaya kita bisa mendapatkan itu. Yuk, kita bahas bersama-sama!
Apa Itu Work-Life Balance?
Work-life balance adalah keseimbangan antara dunia kerja dengan kehidupan pribadi atau keluarga. Lebih jelasnya, work-life balance merupakan kondisi seseorang bisa membagi waktunya untuk pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Adanya work-life balance bikin pekerja jadi lebih produktif karena waktunya selama 24 jam bisa digunakan sebaik mungkin. Orang tersebut mempunyai waktu untuk bekerja tetapi dia punya waktu minimal 8 jam untuk tidur dan sisanya untuk melakukan kegiatan pribadinya, seperti hobi.
Orang tersebut juga bisa jadi lebih kreatif karena punya waktu, tenaga, serta modal yang cukup untuk melakukan kegiatan favoritnya. Hubungannya dengan orang-orang tersayang pun bisa lebih lengket.
Nah, makanya kalau ada yang tidak seimbang di antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya, produktivitas akan menurun akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi. Bukan cuma itu, hubungan dengan keluarga dan pasangan pun bisa retak, loh! Duh, bayangin kamu putus sama pacarmu gara-gara kamu terlalu fokus bekerja!
Baca juga: Codeigniter for full stack development
Faktor-Faktor Work-Life Balance
Nah, di dalam work-life balance, ada banyak faktor yang mempengaruhinya, beberapanya faktor individu dan lingkungan.
Nah, seperti apa ya faktor-faktornya?
- Karakter pribadi
Biasanya, faktor ini berhubungan dengan dunia pekerjaan dan dunia di luar pekerjaannya karena setiap orang punya karakter dan pengalaman hidup yang berbeda-beda.
Sad but true, seseorang yang sejak kecilnya sudah punya kehidupan yang baik biasanya gampang untuk mempunyai work-life balance.
- Karakter keluarga
Karakteristik keluarga si pekerja juga bisa memengaruhi work-life balance, seperti ada tidaknya konflik peran dan ambiguitas peran di dalam keluarga.
- Karakter pekerjaan
Faktor yang satu ini berhubungan dengan pola kerja, beban kerja, dan jumlah waktu kerja yang dibutuhkan. Karena jika ada karakteristik pekerjaan yang bersinggungan dengan kehidupan pribadimu, pasti akan mempengaruhi work-life balancemu.
- Sikap terhadap dunia sosial
Yang dimaksud adalah bagaimana seseorang mengevaluasi aspek-aspek yang ada di dalam dunia sosialnya. Sikap yang diambil setiap individu bisa mempengaruhi work-life balance-nya.
Apa Manfaatnya Work-Life Balance?
Banyak banget loh manfaat-manfaat yang bisa didapatkan dari work-life balance, makanya banyak banget pekerja (khususnya dari generasi milenial) yang mendambakan kondisi ini.
Manfaat-manfaat yang bisa didapatkan dari kondisi work-life balance antara lain:
- Tidak mudah sakit
Ini dia manfaat utama dari work-life balance yang diincar banyak pekerja. Jika work-life balance tercapai, seseorang bisa lebih optimis dan selalu berpikir positif sehingga imun tubuhnya bisa meningkat, alhasil dia jadi tidak mudah sakit.
Tidak hanya sakit secara fisik, work-life balance juga bisa menangkal penyakit mental. Soalnya, seseorang yang tidak tertekan dengan pekerjaannya bisa lebih berdedikasi tanpa merasa tertekan oleh beban pekerjaannya dan juga bisa memenuhi kebutuhan pribadinya.
- Tidak mudah stress
Di poin pertama kita sudah tahu work-life balance bisa menangkal penyakit mental. Sejalan dengan poin pertama, seseorang yang berhasil mencapai work-life balancenya akan jarang mengalami burnout hingga stress akibat pekerjaan.
Alasannya, seseorang yang bisa lebih santai mengerjakan pekerjaannya mempunyai energi positif yang didapatkan dari kebutuhan pribadi yang terpenuhi serta dukungan dari keluarga.
- Performa meningkat
Jika kondisi fisik dan mental baik, seseorang bisa lebih maksimal dalam mengerjakan pekerjaannya di kantor dan bahkan bisa lebih kreatif dalam mengerjakan pekerjaannya.
Selain itu, karena lebih maksimal dalam bekerja, otomatis individu tersebut bisa lebih fokus bekerja tanpa perlu pusing-pusing memikirkan kebutuhan pribadi atau keluarga.
- Hubungan sosial semakin baik
Karena sudah punya work-life balance, seseorang jadi punya waktu yang cukup untuk bersosialisasi dengan orang-orang terdekatnya. Hal ini didukung oleh pendapat Psychology Today yang menyatakan sosialisasi bisa bikin kamu lebih bahagia dan meningkatkan hubungan sosial.