Productive Procrastination – Siapa sih yang nggak pernah menunda-nunda pekerjaan alias procrastination? Kebiasaan yang satu ini emang menggoda banget karena kita bisa santai dari tugas kita, meskipun akhirnya pekerjaan kita nggak selesai. Tapi pernah nggak sih kalian mendengar productive procrastination, alias prokras yang bikin produktif?
Loh, emang bisa ya?
Hihihi, tanpa kalian sadari, kalian pernah melakukan productive procrastination, loh! Misalnya, saat sedang suntuk dengan pekerjaan kalian, tiba-tiba kalian malah menunda pekerjaan kalian dengan beres-beres file pekerjaan.
Padahal, secara prioritas, mengerjakan pekerjaan yang ada deadlinenya lebih penting, tetapi kita justru lebih memilih untuk beres-beres karena lebih gampang untuk dikerjakan.
Meskipun begitu, productive procrastination dianggap sebagai cara menunda pekerjaan yang terstruktur karena pekerjaan penting masih bisa terselesaikan dengan baik. Tetap aja, ada kalanya kebiasaan ini malah menjadi pisau bermata dua.
Nah, pasti kamu penasaran sama kebiasaan yang satu ini. Kali ini, kita akan bahas tentang productive procrastination, nih! Yuk, simak bersama-sama!
Productive Procrastination Itu Apa Sih?
Katanya Neuropedia, productive procrastination itu kebiasaan seseorang untuk melakukan sesuatu selain tugas atau tanggung jawabnya. Konsep ini dikenalkan pada tahun 1995 oleh John Perry, profesor filosofi Stanford, dengan nama structured procrastination.
Menurut John Perry, tujuan structured procrastination ini agar kebiasaan prokras ini bisa menjadi senjata kita untuk terus produktif.
Biasanya, kita secara insting melakukan productive procrastination ketika kita sedang dihadapkan tugas atau pekerjaan besar yang bikin kita nggak nyaman sehingga kita mengalihkan perasaan itu dengan melakukan pekerjaan lain, katanya Zapier.
Nah, pekerjaan lain yang dimaksud dalam productive procrastination ini bukan bermalas-malasan, ya! Melainkan pekerjaan yang memang bermanfaat dan menjadi tugas yang harus kita kerjakan.
Ternyata, productive procrastination pun dibagi menjadi dua konsep. Konsep kedua adalah active procrastination. Perbedaannya kira-kira seperti ini:
- Tujuan
Berbeda dengan productive procrastination, active procrastination adalah kebiasaan menunda pekerjaan, lalu mengerjakannya saat mendekati deadline. Dalam praktiknya, kita mengandalkan rasa stress dan tertekan untuk memotivasi kita supaya bisa menyelesaikan tugas itu.
Sadar nggak sadar, kita udah sering melakukan active procrastination bahkan saat kita duduk di bangku sekolah. Ingat ‘kan saat kita begadang untuk mengerjakan tugas, meskipun sebenarnya kebiasaan ini nggak baik juga.
Beda banget sama productive procrastination yang artinya kita melakukan pekerjaan lain untuk menunda pekerjaan penting yang kita kerjakan.
Baca juga: Extrinsic Motivation: Motivasi Kerja Demi Imbalan
- Dampak
Dari penjelasan soal active procrastination di atas, kita bisa simpulkan kebiasaan ini malah bikin kita nggak produktif karena kita justru santai dulu nggak sih sebelum memulai kembali mengerjakan tugas saat mendekati tenggat waktunya.
Lain halnya dengan productive procrastination yang bikin kita semakin termotivasi untuk kembali mengerjakan tugas dengan pikiran yang lebih jernih dan lebih tenang.
Intinya, dengan mengerjakan aktivitas lain yang produktif membuat kita beristirahat sejenak dari pekerjaan tersebut, sehingga kita bisa kembali produktif lagi.
- Cara Melakukannya
Ternyata, kedua konsep ini bisa kita lakukan bersamaan, loh!
Misalkan, kita sedang mengerjakan suatu pekerjaan penting yang ada deadlinenya, kemudian kita berhenti sebentar untuk mengerjakan kegiatan lain yang nggak kalah produktifnya supaya kita bisa termotivasi kembali.
Dari contoh di atas, kita melakukan active procrastination dengan melakukan productive procrastination supaya kita bisa tetap produktif.
Ada Untung-Ruginya Nggak sih?
Namanya procrastination alias menunda pekerjaan, tentu ada bagus dan nggak bagusnya.
Bagusnya, kita bisa tetap produktif karena kita masih tetap produktif mengerjakan pekerjaan lain yang lebih bermanfaat. Malahan, tipe prokas ini lebih baik ketimbang unproductive procrastination yang menunda pekerjaan dengan bersantai-santai.
Tetapi, kalau kita terlalu sering melakukan ini, tugas utama kita yang penting itu malah semakin lama dikerjakan dan justru akan terlewat dari deadlinenya. Kalau udah begini, kita jadi makin jauh dari goal pekerjaan karena kita lebih memilih untuk menunda pekerjaan tersebut.
Selain itu, buat yang sering prokras, productive procrastination nggak bikin mereka menemukan solusi atas kebiasaan buruk mereka ini. Alasannya, mereka merasa nyaman dan saking nyamannya bikin mereka jadi sering beralasan untuk terus menunda pekerjaan penting mereka.
Kalau dibiarkan terlalu lama, kebiasaan ini bisa mengganggu level produktivitas mereka, apalagi kalau tugas yang ditunda adalah tugas penting yang bersifat krusial.
Selain itu, kebiasaan prokras ini bisa bikin kita makin stress karena terus menunda pekerjaan mereka. Bahkan pekerjaan ini bisa menjadi sumber konflik dengan rekan kerja kalau pekerjaan yang ditunda itu adalah pekerjaan kelompok.
Cara Melakukan Productive Procrastination yang Baik dan Benar
Nah, supaya productive procrastination yang kita lakukan nggak berdampak buruk bagi kita, ada beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Bikin jadwal harian (to do list)
Cara ini bikin kamu bisa terus produktif sekaligus bikin hidupmu semakin terorganisir. Cara ini biasa dikenal sebagai time blocking, manfaatnya bikin kamu jadi lebih gampang mengecek progress pekerjaanmu sekaligus bikin kamu bersantai dulu sebelum fokus ke pekerjaanmu.
Sebagai contoh, ketika kamu diminta untuk membuat laporan kegiatan, kamu membuat jadwal harian atau to do list untuk menyusun hal-hal yang akan dilakukan pada hari itu.
- Cicil tugas
Secara insting, kita akan mencicil mengerjakan suatu pekerjaan berskala besar. Cara ini ampuh banget loh karena kamu nggak akan pusing untuk menyelesaikan tugas ini.
Selain itu, kamu juga bisa membuat prioritas dan cara kita mengerjakannya secara matang.
- Lakukan pekerjaan lain yang tidak membutuhkan fokus tinggi
Selain mencicil pekerjaan, kita bisa juga loh melakukan pekerjaan lain yang nggak membutuhkan fokus tinggi untuk mengalihkan pikiranmu.
Kamu bisa cek email atau kalendermu kalau-kalau ada undangan acara penting, membalas chat, dan bahkan melakukan hal-hal di luar pekerjaan seperti membayar tagihan atau mengecek daftar belanjaan.
- Beres-beres
Buat kamu yang sedang WFH, kegiatan ini bisa kamu terapkan sebagai productive procrastination. Kamu bisa melakukannya dengan beres-beres kamar atau bisa juga mencuci piring kotor yang menumpuk.
Tapi untuk kamu yang WFO, kamu masih bisa melakukan kegiatan beres-beres ini dengan membereskan meja kerja atau menyusun dokumen pekerjaanmu.
Penutup
Meskipun kebiasaan prokras yang satu ini baik untuk dilakukan, tetap aja kebiasaan menunda pekerjaan itu harus kita kurangi dan bahkan harus dihindari.
Selain bikin pekerjaan jadi menumpuk dan bikin kamu pusing, manajemen waktumu jadi berantakan dan dampaknya bisa berakibat fatal kedepannya.
Untuk mengurangi kebiasaan ini, kamu bisa mulai dengan mencicil pekerjaanmu sambil memastikan pekerjaanmu masih belum melewati tenggat waktunya.