Extrinsic Motivation – Semua pekerja tentu membutuhkan motivasi kerja yang dapat memacu semangat agar dapat memberikan performa kerja yang maksimal. Terdapat dua jenis motivasi yang dibutuhkan: intrinsic motivation dan extrinsic motivation.
Kalau intrinsic motivation berasal dari diri kita sendiri, berbeda dengan extrinsic motivation yang berasal dari luar. Selain itu, bentuk extrinsic motivation biasanya adalah imbalan dan promosi (kenaikan posisi jabatan).
Motivasi ini bisa memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung situasi dalam motivasi tersebut. Yang pasti, kalau extrinsic motivation ini tidak ada, maka performa pekerja tidak akan mencapai maksimalnya.
Tapi, extrinsic motivation itu apa ya? Yuk, kita bahas lebih lanjut lagi!
Apa Itu Extrinsic Motivation?
Menurut Very Well Mind, extrinsic motivation merupakan motivasi yang didasari dengan imbalan dari luar (eksternal), seperti uang, popularitas, atau gelar. Meskipun begitu, extrinsic motivation juga bisa dalam bentuk hukuman. Sehingga, kita bisa menyimpulkan bahwa extrinsic motivation bisa bersifat positif (untuk mendapatkan hadiah) dan bisa juga bersifat negatif (menghindari konsekuensi).
Kita sering menemukan bentuk extrinsic motivation dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk imbalan upah yang diberikan setelah kita melakukan suatu pekerjaan, saat kita mengikuti suatu perlombaan untuk mendapatkan hadiah, atau saat kita membereskan rumah agar tidak diomelin orang tua.
Dari contoh yang diberikan di atas, extrinsic motivation membuat seorang pekerja melakukan pekerjaannya bukan berdasarkan keinginannya, melainkan untuk mengincar imbalan atau agar tidak mendapatkan konsekuensi buruknya.
Sayangnya, motivasi yang satu ini bisa berdampak buruk karena pekerja hanya bekerja demi imbalan yang bisa didapatkan dan bukan berdasarkan keinginannya sendiri. Selain itu, menurut studi dalam Contemporary Education Psychology tahun 2020, extrinsic motivation yang terlalu banyak bisa mengganggu proses kerja sekaligus mengurangi intrinsic motivation.
Apa Saja Jenis-Jenis Extrinsic Motivation?
Professional Leadership Institute mengungkapkan extrinsic motivation memiliki empat jenis berdasarkan alasan adanya motivasi tersebut, apa saja kah itu?
- External regulation
Motivasi jenis ini berasal dari adanya kompetisi dan kebijakan dari pihak pemberi kerja yang memberikan imbalan secara spesifik. Misalnya, kalau kamu berhasil mencapai target yang ditentukan, kamu bisa dipromosikan sebagai imbalannya.
- Introjected regulation
Extrinsic motivation jenis ini muncul karena rasa bersalah, tekanan, dan ingin mendapatkan validasi dari si pemberi kerja dan biasanya terjadi secara sadar dan tidak sadar.
Misalnya kamu mengerjakan tugas dari atasan sebaik mungkin karena kamu baru saja diancam akan dipotong gajinya.
- Regulation through identification
Motivasi ekstrinsik ini muncul karena kita memiliki tujuan jangka pendek atau jangka panjang, di sini visi dan tujuan seseorang mendorong adanya motivasi jenis ini.
Misalnya, kita melewatkan waktu untuk menonton drakor atau bermain games karena kita sedang menyelesaikan course digital marketing untuk persiapan alih karir.
- Integrated regulation
Katanya, extrinsic motivation yang satu ini adalah jenis yang terbaik, karena motivasi ini muncul dari pemahaman terdalam pada pekerjaan yang kamu lakoni sehingga kamu termotivasi untuk menyelesaikan tugas sekaligus melakukan refleksi terhadap apa yang kamu pahami seputar pekerjaanmu.
Motivasi jenis ini bisa membuatmu semakin komitmen terhadap pekerjaanmu.
Baca Juga : Self Paced Learning: Cara Belajar Masa Kini
Apa Bedanya dengan Intrinsic Motivation?
Perbedaan antara extrinsic motivation dan intrinsic motivation sebenarnya terlihat jelas dari sumber kemunculan motivasi tersebut, sesuai dengan namanya.
Intrinsic motivation muncul dari keinginan dan kebutuhan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, berbeda dengan extrinsic motivation yang didasari oleh sumber dari orang lain berupa imbalan atau konsekuensi.
Selain itu, intrinsic motivation juga muncul karena kita menemukan adanya peluang untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang dianggap menarik. Berbeda dengan extrinsic motivation yang muncul karena kita menemukan adanya imbalan atau konsekuensi sehingga mau tidak mau kita harus menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Karena berdasarkan dari keinginan diri sendiri, intrinsic motivation bertujuan untuk memuaskan diri sendiri sekaligus mengembangkan potensi dan kemampuan kita. Sedangkan extrinsic motivation bertujuan untuk mendapatkan imbalan atau menghindari konsekuensi buruk.
Intrinsic motivation juga dapat memenuhi kebutuhan psikologis kita, misalnya kompetensi atau kemandirian kita. Sedangkan extrinsic motivation yang memenuhi kebutuhan eksternal, misalnya uang, kekuasaan, dan popularitas.
Apa Ada Positif dan Negatif dari Extrinsic Motivation?
Tentunya ada baik dan buruknya dari extrinsic motivation bila dibandingkan dengan intrinsic motivation.
Dengan adanya extrinsic motivation, pekerja menjadi terbantu untuk mengubah kebiasaan yang bisa meningkatkan produktivitasnya selama bekerja. Selain itu, motivasi jenis ini juga bisa meningkatkan fokus dan memori pekerja sehingga mereka bisa lebih fokus bekerja untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman.
Namun, meskipun bisa membantu dalam mengubah kebiasaan, perubahan tersebut tidak disertai dengan passion atau bakat pekerjanya, sehingga biasanya seseorang yang menerapkan motivasi jenis ini hanya ingin bekerja demi mendapatkan imbalan, meskipun hanya bersifat sementara atau berjangka pendek.
Selain itu, jika terlalu sering menerapkan extrinsic motivation tanpa meningkatkan intrinsic motivation bisa membuat kamu kehilangan tujuanmu meniti karir (sense of purpose).
Oleh karena itu, sebaiknya extrinsic motivation diterapkan secara efektif untuk jangka pendek, yaitu jika ada kompetisi dalam suatu pekerjaan.
Alasannya, jika terlalu sering diterapkan maka kita akan merasa bosan untuk menyelesaikan tugas yang imbalannya sama seperti yang sudah didapatkan sebelumnya, atau yang biasa kita kenal sebagai overjustification.
Dengan ini, kita bisa menyimpulkan extrinsic motivation bisa mempengaruhi motivasi pekerja melalui manfaat, keberagaman, dan nilai dari imbalan yang diberikan.
Kesimpulan
Dari artikel ini, mungkin kamu akan langsung menganggap intrinsic motivation lebih baik ketimbang extrinsic motivation. Padahal, keduanya sama-sama baik, kok. Bahkan kedua jenis motivasi ini bisa diterapkan secara efektif jika kita tahu kondisi yang cocok untuk menerapkannya.
Kedua jenis motivasi ini juga bisa diterapkan bersamaan sehingga bisa lebih termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan yang menarik disertai dengan bonus imbalan yang didapatkan selepas mengerjakannya.
Nah, dari sini kamu pasti bisa memandang kedua jenis motivasi ini dari segi positifnya.